NEW YORK, iNews.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan perang skala penuh Israel di Jalur Gaza tidak akan bisa menghancurkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Serangan Israel justru hanya akan membunuh banyak warga sipil.
"Perang habis-habisan di Gaza menyebabkan kematian warga sipil, tapi tidak akan melenyapkan Hamas," kata Macron, dalam wawancara dengan radio RFI dan stasiun televisi France 24, seperti dikutip Kamis (25/9/2025).
Dia menambahkan, jumlah pejuang Hamas saat ini tidak berkurang dibandingkan dengan sejak awal perang, meskipun banyak dari mereka yang gugur. Ini menunjukkan cepatnya mobilisasi yang dilakukan Hamas sehingga perlawanan tetap berlangsung meskipun Gaza sudah hancur lebur.
Meski militer Israel berulang kali menyerang Gaza, kelompok perlawanan yang berkuasa di Gaza tersebut tetap mampu bertempur.
Dia juga mengkritik tajam pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait penanganan perang di Gaza. Nasib warga sipil Gaza dan sandera Israel tidak boleh ditinggalkan.
Netanyahu, kata Macron, terkesan menganggap pembebasan para sandera Israel bukan prioritas. Hal ini ditunjukkan dengan serangan masif yang terus berlangsung di Kota Gaza.
"Prioritas utama Netanyahu bukan pembebasan sandera. Dia tidak akan melancarkan serangan terbaru di Kota Gaza jika benar dan dia juga tidak akan menyerang negosiator (Hamas) di Qatar," ujar Macron.
Dia menegaskan kembali seruan Prancis untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza seraya menekankan pengakuan Prancis atas negara Palestina bertujuan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian.
Macron lalu mendesak Amerika Serikat (AS) untuk terus menekan Israel menghentikan kebiadabannya di Gaza.