KUALA LUMPUR, iNews.id - Mahathir Mohamad mengungkap apa yang terjadi di balik gejolak politik Malaysia pada bulan lalu pascapengunduran dirinya sebagai perdana menteri (PM).
Pria 94 tahun itu mencalonkan diri lagi untuk menjadi PM kedelapan, namun Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah menentukan Muhyiddin Yassin-lah yang lebih cocok, berdasarkan suara mayoritas dari parlemen Dewan Rakyat.
Dalam wawancara ekskluslif dengan surat kabar Sinar Harian, Mahathir blak-blakan mengungkap apa yang terjadi antara dirinya dengan koalisi, termasuk Anwar Ibrahim.
Ini berawal dari pernyataannya pada 1 Maret 2020 bahwa Anwar tidak tepat menjadi PM. Jangankan posisi PM, menjadi wakil perdana menteri pun Anwar dianggapnya tidak cocok.
“Anwar dianggap oleh orang Melayu sebagai liberal. Dia berbicara tentang multirasisme ketika meninggalkan UMNO dan membuat partai (multiras) untuk menghadapi saya. Ketika Tengku Razaleigh Hamzah meninggalkan UMNO (1988) dan membuat partai baru (Semangat 46), itu adalah partai berbasis Melayu," kata Mahathir, dalam cuplikan wawancara, membandingkannya dengan politikus terdahulu.