Sri Lanka mengerahkan hampir 10.000 personel keamanan di seluruh negeri untuk melacak semua pihak yang diduga bertanggung jawab atas serangan itu dan untuk mengamankan tempat-tempat beribadah di seantero negeri.
Keamanan sebelumnya juga ditingkatkan di sekitar masjid saat salat Jumat karena beberapa umat Muslim mengkhawatirkan aksi balas dendam.
Pihak berwenang Sri Lanka menuding kelompok ekstrimis Islam setempat, National Tawheed Jamath, atas serangan itu, meskipun IS juga mengklaim bahwa mereka ada di belakang serangan-serangan itu.
Perdana menteri 'tidak tahu' soal potensi serangan
Perdana menteri Sri Lanka mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak diberitahu informasi intelijen terkait potensi serangan menjelang pengeboman Minggu Paskah.
Ranil Wickremesinghe mengatakan informasi penting tentang potensi-potensi bahaya di negara itu tidak diberikan kepadanya.