GAZA, iNews.id - Pintu perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir dibuka, Rabu (1/11/2023). Ini menjadi kesempatan bagi warga asing meninggalkan wilayah yang dilanda perang tersebut untuk keluar.
Awalnya, prioritas utama dari pembukaan perbatasan adalah mengevakuasi para korban luka di Gaza untuk mendapat perawatan yang memadai di Mesir. Puluhan ambulans keluar dari Gaza menuju Mesir membawa para korban serangan Israel. Proses evakuasi korban luka dari Gaza memakan waktu beberapa jam.
Setelah itu, rombongan warga asing mulai menyeberang ke Mesir. Setelah memasuki wilayah Mesir, mereka menjalami pemeriksaan keamanan.
Pihak berwenang Gaza menyatakan sekitar 500 warga asing menanti untuk menyeberang ke Mesir. Mereka terdiri atas warga Palestina yang juga memiliki kewarganegaraan Jepang, Austria, Bulgaria, Indonesia, Yordania, Italia, Yunani, Australia, dan Ceko.
Di Jakarta, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Indonesia telah memulai upaya evakuasi warga negara Indonesia dari Gaza hari ini. Menurut Retno, evakuasi WNI keluar dari Gaza tidak bisa dilakukan sekaligus melainkan bertahap, namun tetap mengutamakan keselamatan.
Belum diketahui pasti berapa jumlah WNI yang keluar dari Gaza. Sebelumnya beberapa WNI yang menjadi relawan kemanusiaan memilih tinggal di Gaza untuk membantu warga.
Selain itu masuk dalam daftar para pekerja LSM yang memiliki paspor Spanyol, Italia, Filipina, Haiti, Jerman, Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, Austria, Meksiko, Prancis, Kenya, Nigeria, Afrika Selatan, Armenia, Uganda, Ghana, Yordania, Sierra Leone, Ukraina, Selandia Baru dan Australia.