Pidato Keras Wamenlu RI Kecam Israel: Kalau Bukan Genosida lalu Apa Sebutan yang Pantas?

Anton Suhartono
Wamenlu RI Arrmanatha Nasir menyampaikan pidato keras di Sidang Darurat Majelis Umum PBB, mengecam kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza (Foto: Kemlu RI)

NEW YORK, iNews.id - Pemerintah Indonesia mengulangi kecaman kerasnya terhadap Israel yang masih membantai warga Palestina di Jalur Gaza. Pernyataan keras itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arrmanatha Nasir dalam Sidang Darurat Majelis Umum PBB (ESS-10) di Markas Besar PBB, New York, membahas tindakan ilegal Israel di wilayah Palestina pada 4 Desember lalu.

Wamenlu mengatakan, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah membunuh 44.000 lebih warga Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah korban tersebut melampaui populasi di tujuh negara anggota PBB. 

"Jika pembunuhan ribuan orang tak berdosa ini tidak dianggap sebagai genosida, lalu apa sebutan yang pantas?" katanya, seraya menyerukan perhatian dunia lebih besar untuk mengakhiri krisis kemanusiaan ini.

Sejauh ini ada delapan draf resolusi Dewan Keamanan PBB bertujuan untuk menghentikan kekerasan di Gaza yang kandas akibat penggunaan hak veto. Sementara itu dari empat resolusi yang berhasil disahkan Dewan Keamanan, tak satu pun dijalankan secara efektif. 

"Standar ganda yang dipertontonkan di Gaza saat ini merusak sistem multilateral," kata Nasir.

Di luar itu, berbagai produk hukum dari Mahkamah Internasional (ICJ) dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang menuntut akuntabilitas dan penghentian kejahatan kemanusiaan pun tidak ada yang dipatuhi. 

Standar ganda tersebut seolah memberikan lampu hijau kepada Israel untuk melanjutkan kekerasan terhadap rakyat Palestina serta mencederai tatanan hukum internasional. Oleh karena itu, Wamenlu Nasir mengajak semua negara untuk mulai mengambil langkah konkret, yakni menghentikan pengiriman senjata ke Israel, implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB dan keputusan Mahkamah Internasional secara efektif, serta perbaikan atas kondisi kemanusiaan di Gaza melalui bantuan internasional.

Indonesia, lanjut Wamenlu, juga menyesalkan langkah Israel yang terus menghambat masuknya bantuan internasional ke Gaza, dan meningkatnya upaya mendiskreditkan badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. 

"Kami turut merasa kehilangan atas gugurnya 333 pekerja kemanusiaan, termasuk 249 staf UNRWA, saat membantu warga Gaza. Mereka adalah harapan terakhir bagi keberlangsungan hidup rakyat Gaza," ujarnya. 

Selama ini, UNRWA telah menjadi penyelamat bagi lebih dari 2 juta pengungsi Palestina.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
3 jam lalu

Dipengaruhi Menteri Radikal Israel, Netanyahu Tolak Masuk Anggota Hamas ke Gaza

Internasional
5 jam lalu

Profil Yifat Tomer Yerushalmi, Jenderal Israel yang Bocorkan Video Penyiksaan Tahanan Palestina

Internasional
6 jam lalu

Nah, Trump Tak Akan Paksa Netanyahu Akui Negara Palestina

Internasional
6 jam lalu

Dikira Bunuh Diri, Jenderal Israel yang Ungkap Penyiksaan Tahanan Pelestina Dijebloskan ke Penjara

Internasional
8 jam lalu

9.500 Warga Gaza Masih Hilang, Evakuasi Jenazah Terkendala Larangan Israel

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal