Menurut sumber, salah seorang di antaranya bekerja untuk Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
"Saya tidak tahu bagaimana mereka mendapatkan email saya. Dia mencoba bertemu dan mengaku hanya ingin ngobrol. Tentu saja saya menolak," kata Ranya.
Seorang perempuan lainnya berusia 23 tahun, Rawan (bukan nama sebenarnya), mengatakan Pemerintah Saudi menawari beasiswa bagi para perempuan ini untuk kembali ke negaranya.
Menurut Rawan, pemerintah Arab Saudi seakan menjamin tidak akan terjadi apa-apa pada para perempuan ini jika kembali ke sana.
"Mereka berbohong supaya kami bisa kembali dan tidak membicarakan apa yang terjadi di Arab Saudi. Mereka ingin agar kami diam," katanya.