JAKARTA, iNews.id - Siapa pelaku ledakan Pelabuhan Iran? Ledakan dahsyat yang mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas pada 26 April 2025 menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai lebih dari seribu lainnya, memicu kekhawatiran dan spekulasi luas.
Insiden ini terjadi di tengah putaran ketiga perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat, sehingga menimbulkan berbagai dugaan, mulai dari kecelakaan akibat penanganan bahan kimia yang tidak tepat hingga kemungkinan aksi sabotase yang melibatkan pihak asing.
Pemerintah Iran, di bawah arahan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti dan pelaku di balik ledakan ini, yang hingga kini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Lantas, siapa pelaku ledakan Pelabuhan Iran? Mari simak penjelasan berikut ini yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber:
Pada tanggal 26 April 2025, sebuah ledakan dahsyat mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee yang merupakan pelabuhan utama di Iran dan pusat penting untuk pengiriman bahan militer dan sipil. Ledakan tersebut menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya. Lokasi ledakan berada di area penyimpanan kontainer yang berisi bahan kimia, termasuk natrium perklorat, yang merupakan bahan utama dalam propelan rudal balistik.
Investigasi awal menunjukkan bahwa ledakan kemungkinan besar berasal dari bahan kimia yang disimpan secara tidak benar.
Natrium perklorat yang dikirim dari Cina pada awal tahun 2025 diduga menjadi penyebab utama ledakan tersebut. Bahan ini sangat mudah terbakar dan berpotensi meledak jika tidak ditangani dengan benar.
Namun, ledakan ini terjadi di tengah ketegangan politik dan perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat yang sedang berlangsung di Oman. Hal ini memicu spekulasi bahwa ledakan bukan sekadar kecelakaan, melainkan sebuah tindakan sabotase.
Beberapa pejabat Iran, termasuk anggota parlemen Mohammad Siraj, secara terbuka menuduh Israel sebagai pelaku di balik ledakan tersebut.
Tuduhan ini didasarkan pada dugaan adanya alat peledak yang sengaja ditanam dalam kontainer yang berisi bahan kimia tersebut. Israel sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai tuduhan ini.
Pemerintah Iran juga belum mengonfirmasi adanya serangan atau sabotase secara resmi dan masih menekankan kemungkinan kecelakaan akibat penanganan bahan kimia yang tidak tepat. Namun, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap fakta sebenarnya.