JAKARTA, iNews.id – Nama Ismail Haniyeh menarik perhatian publik setelah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), belum lama ini. Surat itu berisi permintaannya agar Indonesia memobilisasi dukungan internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel atas Gaza.
Haniyeh, yang kini berusia 59 tahun, adalah salah satu tokoh politik penting Palestina. Dia terpilih menjadi kepala biro politik Hamas, empat tahun lalu. Dia secara resmi mulai memegang jabatan itu pada 6 Mei 2017, menggantikan Khalid Meshaal.
Hamas adalah organisasi politik yang berbasis di Jalur Gaza. Organisasi itu antara lain dikenal karena gerakan perlawanannya yang keras terhadap penjajahan Israel. Sementara Haniyeh—yang juga tinggal di Gaza—memiliki reputasi sebagai politikus yang fleksibel.
Pria bernama lengkap Ismail Abdussalam Ahmad Haniyeh itu lahir di kamp pengungsi Shati di Gaza. Orang tuanya melarikan diri dari Kota Asqalan (Ashkelon) setelah Negara Israel didirikan pada 1948.
Dilansir dari Aljazirah, Haniyeh menimba ilmu di Institut al-Azhar di Gaza dan meraih gelar sarjana di bidang sastra Arab dari Universitas Islam Gaza.
Saat kuliah pada 1983, Haniyeh bergabung dengan Islamic Student Bloc, pendahulu Hamas.
Saat dia lulus dari kampus Universitas Islam Gaza pada 1987, meletuslah pemberontakan massal rakyat Palestina melawan pendudukan Israel. Peristiwa itu dikenal sebagai Intifadah Pertama, yang kemudian disusul dengan berdirinya Hamas sebagai organisasi resmi.