MOSKOW, iNews.id – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menganggap pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan sebagai tragedi kemanusiaan. Dia pun berharap konflik di sana berakhir dalam waktu dekat.
“Tentu saja (perang) ini adalah tragedi besar. Orang-orang sekarat, ada kerugian besar di kedua belah pihak (Armenia dan Azerbaijan),” ujar Putin kepada televisi pemerintah setempat, dikutip kembali AFP, Rabu (7/10/2020). Dia juga mendesak seluruh pihak menghentikan pertempuran.
Nagorno-Karabakh adalah provinsi milik Azerbaijan, tapi dihuni oleh populasi mayoritas beretnik Armenia. Ketika Uni Soviet runtuh, Azerbaijan dan Armenia sempat terlibat perang di wilayah itu hingga merenggut nyawa sekitar 30.000 orang.
Kini, perang kembali meletus dan kedua belah pihak menentang seruan gencatan senjata dari dunia internasional. Mereka menuduh satu sama lain sebagai pemicu bentrokan baru yang dimulai sejak 27 September lalu itu. Perang kali ini pun menjadi pertempuran yang terberat antara keduanya sejak gencatan senjata pada 1994.
Perang telah mengubah kota utama di Karabakh, Stepanakert, menjadi kota hantu yang dipenuhi amunisi yang belum meledak dan seperti kawah peluru. Azerbaijan menuduh pasukan Armenia menyasar komunitas sipil di daerah perkotaan, termasuk di kota terbesar kedua di negara itu, Ganja—yang dihuni oleh lebih dari 330.000 orang.