Mereka berhasil lari keluar, namun tsunami menyeret anaknya ratusan meter sebelum mencapai ketinggian. Namun, anaknya selamat.
Pada Minggu kemarin, regu penyelamat berusaha memindahkan perahu dari atap-atap rumah. Sisa-sia rumah Siswanto pun hancur.
"Saya tak tahu harus pergi kemana," ujar Siswanto, kepada jurnalis ABC, Anne Barker.
"Sekarang kami akan ke kamp pengungsi, dan mungkin nanti tinggal dengan keluarga di Palu," katanya.
Ribuan warga hingga kini masih tidur di tenda dan di jalan-jalan, lapangan olahraga, atau di tanah lapang lainnya.