Sekitar satu juta orang Uighur dan warga Muslim lainnya diyakini berada dalam kamp tahanan yang disebut Pemerintah China sebagai pusat pelatihan kejuruan dan diperlukan guna memerangi terorisme.
Seorang warga, Alfred, mencuit bahwa dia tidak melihat orangtuanya selama lebih dari 11 bulan.
"(Saya ingin) pemerintah menunjukkan kepada saya mereka masih hidup," cuit Alfred, seperti dilaporkan BBC, Rabu (13/2/2019).
Kaum Uighur di wilayah Xinjiang berada dalam pengawasan ketat oleh aparat China. Banyak orang Uighur yang bermukim di luar China mengatakan mereka belum bisa berbincang dengan kerabat mereka di negara itu selama bertahun-tahun.
Babur Jalalidin dan adik perempuannya juga khawatir terhadap nasib orangtua mereka yang ditahan sejak Januari 2018. Mereka meminta pemerintah China menyediakan bukti bahwa ayah dan ibu mereka masih hidup.