Jika suatu hari kami melangkah jauh,
mencapai mimpi yang dulu hanya cerita,
namamu akan tetap terucap dalam doa,
sebab di balik pencapaian kami,
ada sosokmu yang tulus menjaga di belakang layar.
Puisi kedua menggambarkan guru sebagai cahaya dan pelita yang menerangi langkah para murid. Imajinasinya kuat dan cocok digunakan sebagai teks pembacaan puisi di panggung.
Judul: Pelita di Ruang Kelas
Di ruang kelas yang sederhana,
di antara dinding yang penuh coretan,
kau berdiri membawa cahaya,
menyulut harapan di mata yang sering ragu.
Setiap garis kapur di papan tulis,
adalah jejak perjuanganmu
yang perlahan menghapus kebodohan,
menggantinya dengan pengertian dan keberanian.
Kami datang dengan berbagai luka,
dari rumah yang tak selalu ramah,
dari jalanan yang kadang kejam,
namun di hadapanmu,
kami belajar percaya bahwa masa depan
masih pantas diperjuangkan.