Guru,
dengan sabar kau rangkul perbedaan kami,
yang datang dari latar dan mimpi yang tak sama.
Kau satukan semua itu
dalam satu tujuan:
menjadi manusia yang bermanfaat.
Jika suatu saat langkah kami menjauh
meninggalkan gerbang sekolah ini,
hati kami akan selalu kembali,
mengunjungi namamu dalam doa,
sebab engkau telah menjadikan
tempat belajar ini
sebagai rumah kedua yang tak terlupa.
Puisi terakhir dari kumpulan 5 puisi Hari Guru ini dipersembahkan untuk guru yang sudah purna tugas atau sudah tiada. Puisinya lembut dan reflektif, cocok sebagai bentuk penghormatan.
Judul: Untuk Guru yang Tak Lagi di Kelas
Suatu hari,
kami kembali menatap kursi di sudut kelas,
tempat engkau dulu duduk
mengawasi kami menulis dan menghitung.
Kini kursi itu sepi,
namun namamu tetap ramai
di dalam cerita yang kami bagi,
di antara tawa yang mengulang masa lalu.