Puisi keempat mengangkat tema guru sebagai sosok yang membuat sekolah terasa seperti rumah kedua. Nuansanya hangat dan penuh kedekatan emosional.
Judul: Guru, Rumah Kedua Kami
Di sekolah ini,
kami menemukan rumah kedua,
bukan karena bangunannya megah,
tetapi karena engkau ada di dalamnya.
Saat pintu kelas terbuka,
kami disambut oleh senyummu,
yang seolah berkata,
“Selamat datang, anak-anak,
hari ini kita belajar lagi bersama.”
Di antara buku, tugas, dan ujian,
engkau selipkan cerita-cerita kecil
tentang perjuangan, kejujuran, dan tanggung jawab,
membuat kami paham
bahwa hidup lebih luas dari nilai di rapor.
Engkau menegur saat kami salah,
bukan untuk menjatuhkan,
tetapi agar kami belajar berdiri
lebih tegak dari sebelumnya.