JAKARTA, iNews.id - Modus rekrutmen anak masuk jaringan teroris terungkap oleh Bareskrim Polri. Menurut Karopenmas Polri Trunoyudo Wisnu, modus propaganda dilakukan secara bertahap.
Trunoyudo menyebut, awalnya perekrut jaringan teroris pada anak awalnya dilakukan di platform media sosial, seperti Facebook (FB) hingga Instagram (IG). Lalu, kemudian, dilakukan di WhatsApp (WA) atau Telegram.
"Propaganda awalnya diskriminasi dalam platform yang lebih terbuka, seperti FB, Instagram dan gim online. Lalu, mereka yang dianggap target potensial akan dihubungi pribadi atau japri melalui platform tertutup seperti WhatsApp atau Telegram," ujar Trunoyudo.
Dalam tahap propaganda di WhatsApp atau Telegram, kata dia, para tersangka turut menyebarkan video pendek, animasi hingga meme untuk menjaring mereka masuk terorisme.