Lebih lanjut, Handoko pun memberi contoh di China yang menggunakan air sungai untuk penyemprotan di darat. Namun, muncul residu yang akhirnya menjadi polutan baru. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) meminta tidak dilakukan penyemprotan di darat.
“Kedua pengalaman di China menggunakan air sungai ya semprot cara masuk dari darat kemudian timbul persoalan residu airnya itu malah jadi penyakit menjadi polutan baru sehingga WHO notice itu akan melakukan seperti itu,” katanya.
Menurut Handoko, salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menggunakan water mist generator. Alat ini akan menghasilkan butiran-butiran air yang lembut sehingga mampu menggulung partikulat-partikulat penyebab polusi udara.
“Maka agar tetap ada proses apa peluruhan partikulat polutan kita buat yang namanya mist generator, jadi alat yang mampu menghasilkan butiran air yang lembut yang mampu menggulung partikulat-partikulat itu, meluruhkan itu tapi tidak terlalu boros air,” katanya.