JAKARTA, iNews.id - Pemilu 2019, yang digelar bersamaan pemilihan presiden dan legislatif, berjalan damai dan lancar. Namun, ada saja pihak-pihak yang terus memprovokasi masyarakat agar menolak hasil pemilu serentak tersebut.
Pengamat terorisme The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib mengatakan, para provokator tersebut tidak ubahnya penumpang gelap Pilpres 2019, yang buntutnya membahayakan demokrasi. Setidaknya, menurut dia, ada tiga ciri dalam mengidentifikasi penumpang gelap tersebut.
"Pertama, kelompok ini melakukan delegitimasi terhadap penyelenggara pemilu dengan cara-cara di luar prosedur demokrasi yang sudah disepakati," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Dia mencontohkan, bentuknya adalah dengan menyebarkan berita bohong alias hoaks di media sosial dengan berbagai jenis kebohongan. Selain itu, mereka juga memprovokasi masyarakat agar menduduki gedung KPU sehingga sistem demokrasi yang berjalan itu lumpuh.
"Kedua, kelompok ini tidak mempunyai basis data yang valid dan kuat yang bisa dipertanggungjawabkan dalam melakukan tuduhan maupun klaim," ujar Ridlwan.