Pada masa setelah Revolusi Perancis, masyarakat sedang mencari tatanan sosial baru yang stabil setelah masa konflik. Comte mengembangkan pemikiran positivisme, yang menjelaskan metode ilmiah sebagai dasar pengetahuan manusia. Ia juga memperkenalkan konsep hukum tiga tahap perkembangan intelektual manusia, dari tahap teologi hingga positif.
Comte mengambil inspirasi dari berbagai filsuf abad ke 18 dan 19 seperti David Hume, Immanuel Kant, dan Saint-Simon. Ia menganggap ilmu pengetahuan modern sebagai kunci untuk memahami dan memperbaiki masyarakat. Klasifikasi ilmu-ilmu yang ia usulkan mulai dari matematika hingga sosiologi, dengan sosiologi dianggap sebagai ilmu yang paling kompleks.
Dalam pemikirannya tentang sosiologi, Comte membaginya menjadi statica sosial (mengenai kekuatan yang menyatukan masyarakat) dan dinamika sosial (mengenai penyebab perubahan sosial). Ia juga memimpikan masyarakat Postifis Ideal yang dipengaruhi oleh struktur gereja Katolik Roma, meskipun dengan agama yang bersifat sekuler.
Meskipun pemikirannya kontroversial dan kadang-kadang dianggap sebagai reaksioner terhadap demokrasi, pengaruh Comte dalam pengembangan ilmu sosial tetap besar. Ia memperkenalkan konsep sosiologi dan pentingnya metode ilmiah dalam memahami masyarakat manusia. Karya-karya dan pemikirannya masih mempengaruhi ilmuwan sosial kontemporer seperti Émile Durkheim dari Perancis dan Herbert Spencer serta Sir Edward Burnett Tylor dari Inggris.