Pada 2020 ditemukan ladang ganja 8 hektare. Tahun 2023 ada 12.000 batang ganja di area 1,5 hektare. Sementara tahun 2024 ditemukan 2 ladang ganja seluas 3,3 hektare dengan 17.000 batang ganja.
Pada Juni 2025, aparat juga menemukan 6.000 batang ganja di kawasan serupa. Medan yang luas dan tertutup hutan membuat lokasi ini jadi tempat favorit jaringan narkoba.
Tanaman ganja sering disembunyikan di balik vegetasi hutan yang lebat. Ini menyulitkan petugas melakukan deteksi visual langsung. Menghadapi tantangan itu, aparat kini mengandalkan teknologi drone.
“Sejak 2025, petugas mulai memanfaatkan pesawat nirawak untuk memantau dan memperkirakan luasan ladang ganja di wilayah tersebut,” kata Kombes Eka.