Nurul Ghufron mengungkapkan alasan lembaganya tidak berlama-lama menghadirkan Nurhadi dan menantunya itu. Dia beralasan, pemeriksaan terhadap keduanya masih berlangsung.
"Yang penting kami ingin publik mengetahui dan yang bersangkutan sudah berada di KPK karena masih berlangsung (pemeriksaan) maka kami kembalikan," katanya.
Nurhadi dan Rezky bersama Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto (HS) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait dengan perkara di MA pada tahun 2011-2016 pada 16 Desember 2019.
Ketiganya telah dimasukkan dalam status Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 11 Februari 2020. Sementara untuk tersangka Hiendra belum tertangkap dan tim KPK masih memburu.
Nurhadi dan Rezky ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dan gratifikasi senilai Rp46 miliar terkait pengurusan sejumlah perkara di MA sedangkan Hiendra ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.