Di sisi lain, Panglima Komando Armada II Surabaya Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya menyatakan, KRI Pulau Fanildo nantinya diperkirakan tiba di Perairan Banyuwangi, sekitar pukul 20.00 WIB, Sabtu malam ini usai berlayar dari Surabaya.
"Malam ini juga akan langsung ke titik lokasi melaksanakan tugas menggunakan alat sonar mendeteksi objek, dan juga magnetometer mendeteksi logam," ujar I Gung Putu Alit Jaya.
Nantinya kendaraan bawah laut menyerupai robot bernama remot operation vehicle (ROV) juga akan diterjunkan ke bawah. Alat ini juga bisa mendeteksi objek-objek benda di bawah laut dan mengirimkan hasilnya ke petugas yang bersiaga di permukaan laut.
"Dengan ROV ini bisa mengambil visual di dasar laut di titik datum yang diduga KMP Tunu Pratama Jaya," tuturnya.
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya sekitar pukul 00.15 WITA pada Kamis (3/7/2025) muncul kode merah dari tim operator Pelabuhan Gilimanuk dan salah satu nahkoda kapal lain, terhadap. KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal.
Sekitar pukul 00.19 WITA KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami black out alias insiden di tengah laut. Total ada sebanyak 53 penumpang dalam manifes, dan 12 kru kapal yang bertugas. Kapal itu juga membawa 22 kendaraan berbagai macam jenis.
Proses pencarian dilakukan setiap hari sejak pukul 07.00 hingga 19.00 WIB. Tapi operasi pencarian itu juga memperhatikan cuaca yang dinamis di Selat Bali. Hingga Jumat malam (4/7/2025) sebanyak 36 orang ditemukan, dimana 30 orang dinyatakan selamat, 6 orang tewas, serta sisanya 29 orang masih dalam pencarian.