Iktikad tidak baik artinya mendompleng ketenaran merek milik pihak lain dengan meniru, menjiplak, merek milik pihak lain demi kepentingan usahanya dan menimbulkan kondisi persaingan usaha yang tidak sehat.
Dari permasalahan yang ditanyakan, perlu diketahui lebih dulu status merek dari kedua belah pihak. Apakah kedua belah pihak menggunakan merek yang sudah terdaftar atau belum? Karena perlindungan merek berdasarkan hukum yang berlaku hanya untuk merek yang terdaftar.
Perlindungan tidak berlaku bagi merek yang dipergunakan tetapi tidak terdaftar. Penggunaan merek dalam perdagangan bukan berarti merek tersebut terdaftar pada instansi yang berwenang, yaitu Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual yang berada di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Jika pihak yang mempersoalkan penggunaan merek adalah pemilik merek terdaftar, maka akan ada sanksi sesuai hukum yang berlaku. Apabila merek yang dipergunakan memiliki persamaan baik sebagian atau keseluruhan, maka ada pelanggaran yang dilakukan, yaitu penggunaan merek milik pihak lain tanpa hak.
Sanksi yang berlaku sesuai pasal 83 UUMIG adalah pemberian ganti rugi, penghentian penggunaan merek tersebut. Bahkan, ada sanksi pidana sesuai pasal 100 UUMIG yaitu pemidanaan dan denda hingga Rp5.000.000.000.