Sengkarut Lahan Adat

Ranto Rajagukguk
Ilustrasi (Foto: Okezone)

JAKARTA, iNews.id - Bisnis sawit telah lama menjadi komoditi yang menjanjikan keuntungan menggiurkan. Tak heran jika para investor sawit pun berlomba-lomba melakukan ekspansi usahanya dengan memperluas lahan-lahan sawitnya.

Akibat tingginya harga dan permintaan kelapa sawit, mendorong para investor berlomba-lomba meningkatkan produksinya. Ada dampak yang harus dipikirkan bersama dari perluasan perkebunan sawit ini. Tak jarang perluasan lahan sawit mengorbankan hutan maupun lahan-lahan adat.

Perampasan lahan milik masyarakat adat berujung konflik atau sengketa lahan, terjadi di kabupaten Sampit, Kalimantan Tengah. Di sana telah terjadi insiden perusakan terhadap sejumlah situs budaya milik suku Dayak oleh puluhan petugas keamanan PT Mustika Sembuluh.

Berbagai cara sudah dilakukan untuk mempertahankan lahan adat milik suku Dayak Damar. Komunikasi antara dua pihak juga sudah sering dilakukan, tapi penyelesaian tak kunjung datang.

Perusakan situs budaya suku Dayak Damar tentu tak dapat dibenarkan. Patung dan topeng bukung yang dirusak merupakan simbol penting yang digunakan dalam upacara pemakaman suku Dayak Kaharingan yakni Tiwah.

Editor : Ranto Rajagukguk
Artikel Terkait
Nasional
13 hari lalu

Setahun Pemerintahan Prabowo: 1.000 Tambang dan 5 Juta Hektare Sawit Ilegal Disikat

Bisnis
2 tahun lalu

Bahlil Copot Direktur Hilirisasi Mineral dan Batubara yang Diperiksa KPK

Bisnis
2 tahun lalu

Luhut Sebut Ada Pejabat Terlibat Perizinan 3,3 Juta Lahan Sawit, Begini Tanggapan Gapki

Nasional
3 tahun lalu

Jaksa Bongkar Persekongkolan Jahat Surya Darmadi, Buka Kebun Sawit di Kawasan Hutan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal