JAKARTA, iNews.id - Siapa bisa menandingi Jenderal TNI (Hor) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan? Lulusan terbaik Akademi Militer 1970 ini menjadi pejabat negara di era empat presiden RI. Dalam kurun waktu tersebut, 24 jabatan dipercayakan kepadanya.
Terbaru, dua jabatan datang dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Luhut diberi mandat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional serta Penasihat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan.
Pelantikan Ketua Dewan Ekonomi Nasional dilakukan Presiden Prabowo di Istana Negara, Senin (21/10/2024), berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 139/P Tahun 2024 tentang Pengangkatan Ketua Dewan Ekonomi Nasional. Sehari setelahnya atau Selasa (22/10/2024), giliran Luhut dilantik sebagai penasihat khusus.
"Mengangkat Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan," bunyi Keppres Nomor 75 M Tahun 2024 tentang Pengangkatan Staf Khusus Presiden, dikutip Jumat (25/10/2024).
Dua tugas anyar ini menambah panjang daftar jabatan sipil yang pernah dipegang Opung (panggilan akrab Luhut). Semasa Presiden Joko Widodo, anak didik Benny Moerdani ini bahkan menyandang 20 jabatan!
Tak dimungkiri Luhut memang orang kepercayaan Jokowi. Begitu banyaknya jabatan yang dipercayakan Jokowi itu sampai-sampai muncul joke julukan Luhut dari publik yaitu menteri segala urusan.
Sejatinya menjadi pejabat pemerintahan bagi Luhut sudah dimulai dari Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Karier di kabinet resmi dimulai ketika Presiden Gus Dur berkuasa. Bagaimana perjalanannya?
Lahir di Simargala, Silaen, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada 28 September 1947, Luhut merintis karier sebagai prajurit TNI. Kecabangan infanteri Korps Komando Pasukan Khusus atau Kopassus menjadi kawah candradimuka baginya.
Berbagai tugas dan jabatan melekat di pundaknya. Seiring zaman, sulung dari lima bersaudara ini pun menembus level perwira tinggi. Satu bintang emas menancap di pundaknya kala dipromosikan sebagai Wadanpussenif Kodiklatad pada 1995 sampai 1996.