"Peminat udang vaname dari Pasangkayu ini tidak hanya dari Indonesia. Kita telah menembus pasar ekspor ke Jepang dan beberapa negara lainnya. Sudah berton-ton kita ekspor," tutur Agus.
Dia menjelaskan, menembus pasar ekspor tidak mudah. Kuncinya pada kualitas barang. Kualitas udang vaname hasil budidaya petambak di Pasangkayu termasuk kategori sangat baik.
”Petambak tidak menggunakan antibiotik pada udang sehingga kualitas benar-benar terjaga. Selain itu, kualitas air untuk mendapatkan panen terbaik juga dilakukan dengan penggunaan aerator optimum,” ujarnya.
Dia menerangkan, udang vaname potensial karena setiap keuntungan bisa mencapai Rp1 miliar setiap kali panen. Dengan potensi yang sangat besar, Pasangkayu kini telah dicanangkan sebagai salah satu program pemerintah dengan pola berkelanjutan.
Pola berkelanjutan artinya diterapkan dalam bidang teknologi pertaian, sosial ekonomi, dan aspek teknis budidaya serta pola kemitraan yang baik. Investasi tambak udang di Pasangkayu juga telah memiliki regulasi yang jelas dari pemerintah daerah.
Pemerintah pusat juga mendukung penuh pengembangan budiya udang vaname itu dengan intensif memberikan pelatihan kepada para petambak.
"Kami juga berikan panduan-panduan budidaya ikan yang baik. Kami juga berikan informasi terkait regulasi atau peratiran dari Kementerin Kelautan dan perikanan terkait pengembangan ikan budidaya," kata Yugi Prayanto.