JAKARTA, iNews.id - Pengadaan vaksin Covid-19 untuk Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebanyak 170 juta jiwa atau sekitar 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Dengan kata lain, Indonesia memerlukan vaksin Covid-19 sebanyak 340 juta dosis dalam kurun waktu setahun.
Tentu saja hal ini merupakan program besar sehingga harus dikelola dengan baik sejak awal dari mulai uji klinis fase 3, produksi hingga distribusi oleh Bio Farma. Distrubusi mulai provinsi sampai dengan tingkat puskesmas, termasuk tenaga kesehatan yang memberikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
“Oleh karenanya, program vaksinasi Covid-19 ini harus dikawal sebaik mungkin dari seluruh stakeholder, sehingga program ini dapat berjalan sesuai prosedur dan juga dieksekusi,” ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam kegiatan kunjungan inspeksi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ke beberapa site uji klinis fase 3 di Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/10/2020).
Honesti menuturkan, dengan langkah-langkah itu nantinya masyarakat yakin vaksin Covid-19 yang akan diberikan sudah sesuai dengan peraturan BPOM yang pada akhirnya bisa menghentikan penyebaran virus Covid-19.
Direktur Registrasi Obat Badan POM Riska Andalusia, mengapresiasi tim peneliti uji klinis fase 3 dan tim Bio Farma yang sudah menjalankan uji klinis fase 3 sesuai dengan rencana dan timeline yang ketat.
BPOM sebagai regulator, kata dia, memiliki fungsi tidak hanya melakukan fungsi pengawasan, tetapi juga berupaya untuk melakukan pendampingan.
“Seperti inspeksi pada hari ini. Kami berharap juga, agar kegiatan uji klinis fase 3 ini, dilaksanakan sesuai dengan prinsip Cara Uji Klinis yang Baik (CUKB) dan validitas data dapat dipertanggung jawabkan,” ujar Riska.