WEEKEND STORY: Pontang-Panting Memberantas Judi Online

Reza Fajri
riana rizkia
Ilustrasi judi online (dok. ilustrasi)

JAKARTA, iNews.id - Mengapa orang bisa begitu tergila-gila dengan judi? Apakah sifat dasar manusia yang suka untung-untungan, gemar tantangan, selalu terbuai mimpi kaya tanpa kerja, atau karena justru tak peduli dengan dosa?

Perjudian, apa pun bentuknya, telah menghipnotis jutaan manusia sepanjang peradaban. Begitu pula di Indonesia. Mulai judi tradisional semacam sabung ayam, kartu, dadu, kemudian berkembang hwa-hwee, lotre buntut, sumbangan dana sosial berhadiah (SDSB), porkas hingga kini bermetamorfosis dalam format digital menjadi judi online.

Persoalannya, judi selalu membawa korban. Alih-alih kekayaan, yang muncul justru kemiskinan. Alih-alih hidup tenang dan mapan, yang lahir justru kriminalitas, cekcok, hingga kematian!

Dapatkah semua itu dihentikan? Jika upaya pemberantasan telah dilakukan, bagaimana dengan pencegahan?

Sejarah Judi dari Masa ke Masa

Tidak diketahui persis kapan perjudian dimulai. Namun, berbagai literatur menyebut judi merupakan salah satu aktivitas tertua umat manusia. Peradaban kuno juga mencatat adanya perjudian dari tulisan atau peralatan yang ditemukan di makam atau tempat lainnya.

Mengutip Britannica, perjudian awalnya bersifat ramalan dengan melemparkan tongkat dan benda lain yang diberi tanda dan menafsirkan hasilnya. Manusia kala itu melakukannya karena sedang mencari pengetahuan tentang masa depan dan niat para dewa. Dari sini, ada taruhan pada hasil lemparan.

Pada zaman dahulu, mengundi tidak dianggap sebagai perjudian dalam pengertian modern, melainkan dikaitkan dengan takdir atau nasib yang tidak bisa dihindari. Para antropolog juga menunjukkan fakta bahwa perjudian lebih lazim terjadi di masyarakat yang memiliki kepercayaan luas terhadap dewa dan roh yang kebajikannya dapat dicari.

Aturan tentang pertaruhan/undian atau judi ini juga telah ditulis dalam hukum China dan Romawi Kuno. Di Mesir kuno, penjudi lazim dihukum kerja paksa di pertambangan. Begitu pula kitab-kitab suci menyebut tentang hukum berjudi, termasuk pula Alquran.

Ini Sosok Selebgram Aceh Promosi Situs Judi Online, Dapat Bonus Rp2,5 per Bulan (Foto: Tangkapan Layar)

Peradaban berganti, tetapi judi tak pernah mati. Bentuknya terus berevolusi mengikuti kebutuhan manusia. Kartu remi muncul pada abad ke 9 Masehi di Negeri Tiongkok. Poker, permainan kartu AS paling populer yang terkait dengan perjudian, berasal dari permainan Persia As Nas, yang berasal dari abad 17.

Perjudian tumbuh menjadi industri di banyak negara. Ridotto, kasino pertama muncul di pada 1638 di Venesia, Italia. Di Amerika Serikat, Las Vegas Strip tersohor sebagai pusat kasino mewah dan gemerlap. Kasino pertama yang dibangun di Highway 91 itu Pair-o-Dice Club pada 1931. Di Las Vegas pula pelaku kejahatan terorganisir Bugsy Siegel menanamkan saham dan menancapkan popularitasnya sebagai tokoh perjudian.

Bagaimana di Indonesia? Belum diketahui pula persisnya kapan perjudian kapan dan di mana bermula. Kartini Kartono dalam buku Patologi Sosial menyebut pada masa kerajaan hindu, perjudian berkembang di daerah pesisir dan kota-kota pelabuhan, lantas berkembang ke pusat kerajaan. Umumnya perjudian kala itu yakni sabung ayam jago.

Editor : Reza Fajri
Artikel Terkait
Internasional
1 hari lalu

Alice Guo, Warga China Terpilih Jadi Wali Kota di Filipina Dihukum Penjara Seumur Hidup

Internet
16 hari lalu

Menkomdigi Ungkap Transaksi Judi Online Turun 70 Persen

Nasional
16 hari lalu

Menkomdigi Datangi Kantor PPATK, Dapat Laporan Transaksi Judol Turun 70%

Nasional
18 hari lalu

Menko Yusril Ajak Tokoh Agama Ikut Berantas Judi Online, Salah Satunya Lewat Ceramah

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal