Proses penyembelihan dilakukan dengan memanggang babi seperti alat steam dengan kompor gas ukuran kecil. Api disemprotkan ke hampir seluruh badan babi, minimal ada dua orang melakukan proses ini. Satu orang memanggang, satu orang lagi membersihkan bulu babi menggunakan sebilah bambu yang sudah dibelah. Setelah dikira bulu telah rontok, barulah proses penyembelihan babi dimulai.
Setelah menyaksikan prosesi adat, saya mendapat penjelasan mengenai ritual yang dilaksanakan dari perwakilan keluarga tujuh Tongkonan, Siwambe' Tingting Kareba Sarungallo. Dia mengatakan, ini merupakan upcara yang dilakukan turun-temurun dan biasanya dilaksanakan satu generasi.
"Jadi kebetulan ini 28 tahun baru dilaksanakan lagi, supaya anak-anak dan cucu kami bisa saling berkenalan. Semua rumpun keluarga terwakili di sini, jadi dari 56 generasi yang lalu sampai ke anak saya," ujarnya di Ke'Te Kesu kepada tim MNC Media.
Untuk hari ini, Jumat 29 Juni 2018, dikatakan oleh Siwambe' Tingting Kareba Sarungallo adalah acara Ma' Papa, semua rumpun keluarga harus hadir, esok hari dilakukan penutupan atau Ma'Bubung. Dalam acara Ma'Papa terdapat penyembelihan hewan babi atau kerbau yang menurut Siwambe' Tingting Kareba Sarungallo memiliki makna tersendiri.
"Hari ini hanya untuk pemotongan hewan, dalam artian babi dan kerbau diberikan kepada mereka yang mempunyai jabatan dan masyarakat. Kalau jumlah babi itu tergantung dari ekonomi keluarga, kira-kira hari ini ada sekitar 600 ekor. Sementara kalau Anda melihat dalam membangun Tongkonan itu kira-kira Rp700 juta untuk satu Tongkonan, tapi biaya upacaranya lebih mahal," katanya.