Vice President Sales and Marketing Toffin Indonesia, Nicky Kusuma mengemukakan, riset ini diperlukan karena selama ini belum ada survei atau penelitian tentang industri kedai kopi di Indonesia. Riset tersebut diharapkan menjadi panduan bagi pelaku bisnis kedai kopi di Indonesia.
“Kami sangat bangga bisa menjadi pihak pertama yang bisa merilis riset ini dan memberikan rekomendasi serta referensi yang relevan dan akurat bagi para pebisnis kedai kopi,” ujar Nicky di Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Riset ini juga menemukan ada tujuh faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis kedai kopi di Indonesia. Pertama, kebiasaan (budaya) nongkrong sambil ngopi. Kedua, meningkatnya daya beli konsumen tumbuhnya kelas menengah dan harga RTD Coffee di kedai modern yang lebih terjangkau.
Ketiga, dominasi populasi anak muda Indonesia (generasi Y dan Z) yang menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi. Kelima, kehadiran media sosial yang memudahkan pebisnis kedai kopi melakukan aktivitas marketing dan promosi.
Kelima, kehadiran platform ride hailing (grabfood dan gofood) yang memudahkan proses penjualan. Keenam, rendahnya entries barriers dalam bisnis kopi yang ditunjang dengan ketersediaan pasokan bahan baku, peralatan (mesin kopi), dan sumber daya untuk membangun bisnis kedai kopi. Ketujuh, margin bisnis kedai kopi yang relatif cukup tinggi.