90 Persen Agen Travel Tumbang akibat Pandemi Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) mengungkapkan 90 persen pelaku usaha agen travel tumbang akibat pandemi Covid-19. Mereka meminta pemerintah memberikan insentif kepada perusahaan penjual tiket pesawat.
Ketua Umum Astindo Elly Hutabarat mengatakan, selama ini para pengusaha travel agent belum mendapatkan insentif langsung dari pemerintah. Padahal, pada masa pandemi para pengusaha travel mulai bertumbangan.
"Travel agent ini belum dapat insentif langsung seperti di hotel-hotel. 90 hingga 95% perusahaan agen travel sudah mati," ujarnya dalam pertemuan virtual, Selasa (29/12/2020).
Menurut Elly, akibat tumbangnya bisnis agen travel, para pengusaha terpaksa merumahkan karyawannya. Sebab, para pengusaha travel agen sudah tidak sanggup lagi membayar karyawannya akibat tekanan pandemi.
"(Travel agent) enggak bisa lagi bayar karyawan dan PHK sudah terjadi dan ini mengkhawatirkan karena karyawan travel agent itu besar sekali jumlahnya," ucapnya.
Sebab itu, lanjut Elly, pihaknya berharap agar travel agent tidak dilupakan pemerintah Jika nantinya disetujui, Elly menyarankan agar pemberian insentifmengacu pada data valid bagi pemerintah.
Dia menambahkan data yang digunakan juga bukan berasal dari BP Jamsostek untuk mendata penerima insentif. Menurutnya, dengan data tersebut, dapat dihitung kebutuhan insentif untuk perusahaan agen travel yang saat ini sedang dihadapkan pada masa sulit.
"Agen travel banyak membantu dalam memasukkan wisatawan ke Indonesia, jadi mohon jangan dilupakan karena agen travel ujung tombak untuk menjual Indonesia ke luar dan juga untuk wisatawan dalam negeri," katanya.
Elly menjelaskan, kontribusi travel agent pada tenaga kerja juga cukup besar. Sehingga, hal ini bisa menjadi pertimbangan pemerintah yang ingin menyelamatkan sektor pariwisata dan para pekerja di dalamnya.
"Harus selamatkan sekitar 30 juta orang dan termasuk di dalamnya dari travel agent. Mohon kalau bisa kami diundang untuk bicarakan ini lebih lanjut," ujarnya
Editor: Dani M Dahwilani