Evergrande Cicil Utang Rp1,2 Triliun Kejutkan Pengamat China
Dengan utang lebih dari 300 miliar dolar AS, pendiri Evergrande Hui Ka Yan telah menjadi salah satu korban terbesar dari upaya bertahun-tahun Presiden China Xi Jinping untuk memeras sektor yang sarat utang di negara itu. Pertanyaan yang membayangi pasar global adalah apakah Xi Jinping dapat mengatasi masalah tersebut dan melakukan kampanye besar-besaran untuk membawa kemakmuran bersama ke China tanpa menggagalkan pemulihan ekonomi yang rapuh dari pandemi.
Sumber anonim mengatakan, pembayaran utang Evergrande awalnya jatuh tempo pada 23 September. Perusahaan mentransfer dana pada Kamis lalu (21/10/2021) dan investor akan menerima uang sebelum Sabtu (23/10/2021).
Masa tenggang 30 hari untuk pembayaran utang Evergrande berikutnya berakhir pada 29 Oktober. Perusahaan perlu membayar bunga lainnya tahun ini dan memiliki utang jatuh tempo sekitar 7,4 miliar dolar AS pada tahun depan.
Beberapa investor, termasuk spesialis kredit Marathon Asset Management, telah bertaruh utang Evergrande masih menawarkan nilai meskipun mengalami masalah. Chief Executive Officer Marathon Bruce Richards mengatakan, perusahaannya telah membeli obligasi Evergrande dan berencana untuk menambah kepemilikannya.
Sementara itu, penjualan properti Evergrande anjlok sekitar 97 persen selama musim puncak pembelian rumah, semakin mengurangi kemampuannya untuk menghasilkan pendapatan. Hui juga mulai kehilangan kepercayaan. Chinese Estates Holdings Ltd., yang dikendalikan oleh keluarga Joseph Lau telah menjual saham Evergrande dan mengatakan dapat menurunkan seluruh sahamnya.
Editor: Jujuk Ernawati