Perundingan I-EU CEPA Kembali Dibahas Akhir Februari, Eropa Pasar Potensial bagi Indonesia
Dia menambahkan, Menteri Perdagangan M. Lutfi juga telah menyuarakan pentingnya mengubah struktur produk ekspor menjadi ekspor yang berteknologi tinggi atau ekspor produk teknologi. Sebagai instansi yang bergerak di sektor hilir, Kemendag berkomitmen untuk menjaga kebijakan perdagangan sehingga sektor hulu bisa fokus membina industri dalam negeri sehingga bisa naik kelas yaitu memproduksi barang jadi.
“Perjanjian perdagangan itu kan negosiasi dua pihak. Jadi pasti masing-masing punya kepentingan dan kita saling take and give dengan mitra kita. Intinya, kerja sama dan kesepakatan sifatnya harus mutual dan berdampak pada kepentingan nasional kita. Itu prinsip utamanya," ujarnya.
Presiden Jokowi, kata Wamendag, telah mengarahkan agar I-EU CEPA bisa selesai dibahas tahun ini. Pandemi Covid-19 diakuinya embuat perjanjian ini sedikit terhambat. Namun, kedua belah pihak berkomitmen menyelesaikan perundingan secepat mungkin.
Menurut Wamendag, Uni Eropa tetap penting meskipun Inggris sudah keluar. Sebagai kawasan pasar tradisional, pasar Uni Eropa tetap menjanjikan, terlebih di Eropa Timur, Tengah dan Selatan yang belum tergarap secara optimal.
“Eropa Barat adalah pasar tradisional yang menyerap banyak produk Indonesia. Sementara Eropa Timur adalah pasar potensial yang sedang kita garap secara serius. Karena itu kita akan memastikan bahwa perundingan ini bisa memberikan manfaat optimal bagi pelaku bisnis dan masyarakat Indonesia secara umum," tuturnya.
Editor: Rahmat Fiansyah