Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Warren Tanoesoedibjo Targetkan GAMES+ Kuasai Pasar Gaming Lewat The God of Highschool: Legends
Advertisement . Scroll to see content

Tindakan Keras China Bikin Bos Tencent Kehilangan Kekayaan Rp201 Triliun

Kamis, 05 Agustus 2021 - 20:40:00 WIB
Tindakan Keras China Bikin Bos Tencent Kehilangan Kekayaan Rp201 Triliun
Bos Tencent Ma Huateng kehilangan kekayan Rp201 triliun karena tindakan keras China. Foto: Forbes. Foto: Forbes
Advertisement . Scroll to see content

Sepanjang sembilan bulan upaya regulator mengendalikan teknologi besar, Tencent tampaknya jauh lebih baik dibanding dengan Alibaba. Ini dibantu reputasi Pony Ma yang memilih berada di luar pusat perhatian. 

Saat Alibaba harus membayar denda antimonopoli senilai 2,8 miliar dolar AS, regulator hanya mengenakan denda token kepada Tencent karena tidak meminta persetujuan untuk melakukan akuisisi dan investasi sebelumnya. Tencent juga hanya diperintahkan menyerahkan hak streaming eksklusif, dan lolos dari skenario buruk pada bisnisnya.  

Namun, dikutip dari Bloomberg, laporan berita pada Selasa (3/8/2021) terkait game online membalikkan keadaan. Saham Tencent mencatat penurunan harian terbesar dalam satu dekade setelah surat kabar yang berafiliasi dengan Xinhua membidik bisnis game perusahaan, sehingga memicu spekulasi bahwa itu bisa menjadi target berikutnya dari tindakan keras pemerintah China. 

Menurut Bloomberg Billionaires Index, hal tersebut menyebabkan kekayaan Pony Ma turun hampir 14 miliar dolar sejak IPO Ant ditangguhkan pada November tahun lalu. Kekayaanya pada Selasa tercatat 45,8 miliar dolar AS. Pony Ma berada di peringkat ketiga daftar orang terkaya China, di belakang Jack Ma dengan kekayaan bersih mencapai 47,8 miliar dolar AS. 

Sementara terkait kecaman pada game online-nya, Tencent berjanji untuk lebih membatasi waktu bermain dan melarang pembelian game untuk anak di bawah umur. Perusahaan juga membahas kemungkinan melarang game untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut