Pemerintah Tawarkan Diaspora Menjadi PNS
Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kemenristek-Dikti Ali Ghufron Mukti menjelaskan, berdasarkan 2-3 kali program diaspora yang telah diselenggarakan Ditjen SDID, pihaknya telah membuat draf penyetaraan jabatan akademik bagi profesor diaspora yang sudah bekerja di luar negeri.
Misalnya saja jika dia di luar negeri jabatannya sudah associate professor maka kalau pindah ke sini itu setara dengan golongan apa. Sebab, kata dia, tidak mungkin jika dia memulai dari nol lagi jika sudah pindah ke sini.
“Drafnya sudah ada, namun belum ditandatangani menteri,” katanya.
Mengenai ketersediaan infrastruktur bagi para diaspora, peraih honoris causa dari Coventry University ini mengakui sarana yang disediakan tidak akan secanggih di luar negeri. Namun dia meyakinkan, jika pemerintah bisa membangun suasana kondusif dan menjanjikan bagi masa depan mereka untuk berkarier di Tanah Air maka dia optimistis akan banyak diaspora yang tertarik menjadi PNS.
“Dari Amerika (diaspora) sudah ada yang menanyakan, Inggris, Rusia sudah menanyakan bekerja di sini,” ungkapnya. C
hairman Dewan Penyantun Indonesia Diaspora Network Global Dino Pati Djalal menyambut baik formasi khusus terse but, sebab sudah banyak diaspora yang memiliki intelektual dan keahlian lainnya yang ingin pulang ke Tanah Air. Meski dia mengakui banyak juga yang tidak mau pulang karena secara permanen, mereka sudah memiliki kehi dupan yang mapan di sana.
“Kami akan bekerja sama dengan Kemen pan dan RB serta Kemenristek-Dikti untuk menindaklanjuti wacana tersebut,” ujar dia.