Resesi di Kuartal III, OJK Nilai Jalur Pemulihan Ekonomi Sudah pada Arahnya

JAKARTA, iNews.id - Ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 kontraksi minus 3,49 persen. Pencapaian ini menjadikan Indonesia masuk jurang resesi.
Staf Ahli OJK Ryan Kiryanto mengatakan bila dibandingkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2020 minus 5,3 persen, pencapaian pada kuartal III mengindikasikan jalur pemulihan ekonomi sudah pada arahnya.
"PDB kuartal II 2020 yang minus 5,3 persen merupakan posisi terendah di masa pandemi Covid-19 atau sebagai bottom. Diyakini mulai kuartal III 2020 dan seterusnya PDB akan membaik secara bertahap seiring menguatnya sisi permintaan konsumsi dan pertumbuhan kredit setelah PSBB dilonggarkan," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Adapun terkait struktur PDB kuartal III 2020, dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 16,70 persen. Ini terkait dengan masa pandemi yang direspons kebijakan PSBB di beberapa daerah untuk jangka waktu tertentu.
Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa kontraksi terdalam sebesar 10,82 persen. Ini lantaran kebijakan lockdown di beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, di samping produsen domestik juga menurunkan kapasitas produksinya karena pandemi.
Menurut Ryan, struktur ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,88 persen, dengan kinerja ekonomi kontraksi 4,00 persen. Ini tidak mengejutkan karena secara historis Pulau Jawa memang selalu menjadi penopang utama PDB nasional.
"Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 pada seluruh kelompok pulau di Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan lantaran efek pandemi yang membatasi kegiatan ekonomi, produksi dan distribusi lintas-daerah atau antar-pulau," katanya.