Kronologi Lengkap Bocah 1 Tahun Ususnya Dipotong Akibat Dugaan Kelalaian Profesor
Orang tua Jazel pun percaya bahwa RSCM memang tempat yang tepat dan pilihan terbaik untuk keadaan Jazel saat itu.
Dengan perasaan khawatir dan sedih karena ternyata bukan hanya sekadar masalah sensorik atau motorik, ibu Jazel pun mencoba mencari akar masalah kondisi anaknya. Mereka pergi menemui profesor gastronomi dengan membawa hasil pemeriksaan THT sebelumnya.
Pemeriksaan pun dilakukan, tetapi profesor itu sama sekali tidak menyentuh Jazel, tidak melihat dalam mulut Jazel, tidak mengecek badan Jazel dengan stetoskop seperti yang biasanya dokter lakukan saat memeriksa pasien.
"Dia hanya duduk sambil mengetik di komputernya dan membaca hasil THT Jazel, lalu langsung menyarankan prosedur endoskopi," kata Nesya.
Suami Nesya pun bertanya, 'Dok dari mana ya kok anak sekecil ini sudah ada asam lambung (GERD)? Bahkan sampai ke tenggorokan'. Si profesor menjawab, 'Bapak atau ibu ada GERD gak? Kalau ada, ya, itu penyebabnya. Bapak perokok bukan?'.
Lalu suami Nesya menjawab, "Bukan, prof, tapi saya nge-vape.' Langsung direspons oleh profesor itu, 'Nah itu penyebabnya juga. Walau bapak gak di rumah nge-vapenya, partikelnya tetap nempel dan masuk ke anak.'
Dengan berat hati, suami Nesya pun mengiyakan alasan tersebut. Hingga akhirnya mereka dijadwalkan untuk tindakan endoskopi.
Namun, ketika orang tua Jazel menyampaikan rencana endoskopi ke keluarga dan agen asuransi, mereka menyarankan untuk menundanya sampai tunggu Jazel 1 tahun setidaknya, karena prosedur tersebut bukan hal biasa yang dilakukan untuk anak di bawah umur.
Akhirnya Nesya dan suami pun berkonsultasi ke profesor tersebut untuk bertanya apakah bisa menunggu sambil diobati dahulu. Namun jawaban si profesor bikin mereka terkejut.
"Bapak lihat saja sendiri kondisinya se-urgent apa. Ini kan pertanggungjawaban bapak nanti di akhirat. Kenapa pak? Bapak gak punya uang? Pinjam saja pak sama engkongnya, pinjaman lunak," kata si profesor.