Kronologi Lengkap Bocah 1 Tahun Ususnya Dipotong Akibat Dugaan Kelalaian Profesor
Endoskopi kedua pun dilakukan Nesya dan suami sangat berharap hasil endoskopi menunjukkan adanya perbaikan bahkan kesembuhan di dalam tubuh Jazel.
Setelah selesai, Nesya dipanggil untuk bertemu si profesor untuk dijelaskan hasil endoskopinya. Si profesor bilang kalau peradangan dan asam lambung Jazel semakin memburuk.
Hancur hati Nesya mendengar itu. Sambil menggendong Jazel yang masih belum sadar sepenuhnya dia hanya bisa terdiam dan menangis. Suami Nesya pun bertanya kenapa makin memburuk. Profesor kembali menduga kalau orang tua Jazel terkena H.Pylori, karena itu si profesor membuatkan rujukan.
Profesor juga menjelaskan dia melakukan tindakan dilatasi usus dengan alasan usus Jazel mengalami penyempitan sehingga harus dilebarkan atau dibuka. Prosedur itu juga dilakukan pada endoskopi pertama.
"Setelah saya mencari tahu, ternyata tindakan ini memiliki risiko yang sangat tinggi apalagi kondisi usus Jazel saat itu sedang peradangan. Bahkan, tindakan ini dilakukan tanpa pemberitahuan kepada kami, orang tua Jazel," tegas Nesya.
Setelah kembali ke kamar, Nesya dan suami memikirkan apa yang salah dari semua peristiwa tersebut. Semua saran si profesor dijalani, bahkan suami Nesya sudah berhenti nge-vape, pun Jazel tidak pernah kami bawa keluar rumah, karena takutnya dengan kontaminasi debu dan asap luar.
Jazel, kata Nesya, hanya pergi kalau ke rumah sakit. Ini dilakukan karena Nesya dan suami ingin sekali Jazel sembuh. Makanya, mereka relakan waktu bermain dan eksplorasi Jazel demi menunggu kesembuhan.
Nesya dan suaminya berencana membawa Jazel berobat ke Malaysia karena merasa tidak puas dengan treatment yang diberikan di Indonesia. Sementara itu, sambil menunggu profesor datang ke kamar, suami Nesya mengecek hasil biopsi endoskopi pertama dan ternyata Jazel negatif H.Pylori.
Saat profesor itu datang ke kamar, lalu suami Nesya langsung menanyakan perihal hasil negatif H.Pylori Jazel. Lalu, dijawab oleh si profesor, "Bapak, perut anak bapak kan segini, saya ambil biopsi kan segini."
Di momen itu, si profesor diminta untuk menjelaskan lebih rinci terkait hasil pemeriksaan tersebut.