Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ingatkan Bahaya Rokok, Yayasan Kanker Indonesia: Jangan Percaya Opini! 
Advertisement . Scroll to see content

Kurangi Kebiasaan Merokok, Para Ahli Usul Hal Penting Ini

Jumat, 26 Maret 2021 - 16:26:00 WIB
Kurangi Kebiasaan Merokok, Para Ahli Usul Hal Penting Ini
Mengendalikan kebiasaan merokok (Foto: World health organization)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Banyak penelitian membuktikan bahaya rokok dapat menimbulkan berbagai gangguan penyakit. Memang agak sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok. Namun, kebiasaan ini dapat diminimalisasi dengan mengganti alternatif rokok.

Peningkatan kesadaran masyarakat atas kesehatan mendorong pakar ekonom dan kebijakan publik untuk merekomendasikan kebijakan yang suportif terhadap produk yang memiliki risiko lebih rendah, seperti produk tembakau alternatif. Hal ini menjadi pembahasan utama dalam konferensi virtual yang diselenggarakan oleh Western Economics Association International (WEAI) pada pekan lalu.

Dalam konferensi tersebut, sejumlah akademisi dari Korea Selatan memaparkan hasil riset mereka terkait kebijakan pengendalian tembakau, di mana kebijakan tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengurangi penggunaan konsumsi rokok yang memiliki risiko tinggi, tetapi juga memiliki manfaat dalam aspek ekonomi.

Profesor dari Sekolah Ekonomi Universitas Yonsei, Sun-Ku Hahn mengatakan, berdasarkan riset, terdapat tendensi kuat bagi perokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dan sepenuhnya berhenti merokok. Selain itu, riset tersebut juga menyimpulkan, produk tembakau alternatif terbukti tidak menjadi pintu masuk seseorang untuk mencoba rokok. 

Menurut Sun, hal ini membuktikan, produk tembakau alternatif memiliki mekanisme pengurangan risiko terhadap rokok. “Kebijakan pengendalian tembakau yang paling efektif terhadap kesehatan publik adalah kebijakan yang telah dilakukan oleh negara-negara maju lainnya yang menerima dan mendukung keberadaan produk tembakau alternatif. Kebijakan tersebut membantu para perokok untuk mendapatkan akses dan informasi yang akurat terhadap produk tersebut,” ujar Sun-Ku Hahn, melalui keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (26/3/2021).

Pakar Kesehatan Publik dari Universitas Ottawa, Profesor David Sweanor mengatakan, saat ini Selandia Baru telah menetapkan aturan yang proporsional dalam mengevaluasi profil risiko yang ditimbulkan oleh produk hasil olahan tembakau.

Dalam menyampaikan informasi terkait produk tersebut, Pemerintah Selandia Baru menerapkan pendekatan kebijakan berbasis pengurangan risiko. “Korea Selatan dan negara-negara lain harus mengikuti langkah yang dilakukan Selandia Baru. Mereka mengesahkan undang-undang yang mengakui, rokok elektrik, salah satu produk tembakau alternatif, merupakan alternatif yang lebih rendah risiko daripada rokok,” katanya.

Turut menghadiri konferensi tersebut, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR, Ariyo Bimmo. Dia menyambut baik hasil riset dari para akademisi dan ekonom kelas dunia tersebut. Menurutnya, hal ini dapat menjadi acuan bagi Indonesia dalam menerapkan kebijakan pengendalian tembakau yang berfokus pada pengurangan risiko.

Ariyo Bimmo menjelaskan, selama ini kebijakan pengendalian tembakau masih mengabaikan temuan-temuan empiris yang menunjukkan efektivitas penerapan pengendalian tembakau dengan pendekatan pengurangan risiko. Contohnya adalah Korea Selatan. 

"Meski Pemerintah Korea Selatan belum menerapkan kebijakan yang berbasis pengurangan risiko, namun mereka menyambut baik produk tembakau alternatif. Terbukti, baru dengan penerimaan produk tembakau alternatif saja, mereka berhasil mengurangi jumlah perokoknya,” ujar Bimmo.

Bimmo mengatakan, Indonesia dapat mengadopsi praktik kebijakan berbasis pengurangan risiko yang sudah berhasil diterapkan oleh sejumlah negara, seperti Jepang, Swedia, dan Selandia Baru.

“Indonesia perlu melakukan riset yang mendalam mengenai produk tembakau alternatif, yang terdiri dari produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, snus, dan kantung nikotin, sehingga bisa mendapatkan fakta-fakta dan potensi yang dimiliki oleh produk tersebut.

"Informasi yang berdasarkan hasil kajian ilmiah mengenai profil risiko yang dimiliki oleh produk tembakau alternatif juga perlu disampaikan kepada masyarakat luas, khususnya perokok dewasa, sehingga konsumen dapat menentukan pilihan yang berimbang berdasarkan informasi tersebut,” tuturnya.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut