Biaya Umrah Mandiri vs Travel: Mana yang Lebih Hemat dan Nyaman untuk Jamaah Indonesia?
JAKARTA, iNews.id - Biaya umrah mandiri vs travel menjadi topik yang semakin sering diperbincangkan oleh calon jamaah di Indonesia. Kenaikan harga tiket pesawat, kebijakan visa digital, hingga berbagai promo dari biro perjalanan membuat banyak umat Islam kini mempertimbangkan: apakah lebih murah jika berangkat umrah secara mandiri tanpa menggunakan agen, atau justru lebih aman melalui penyelenggara resmi?
Sejak diterapkannya sistem e-visa umrah oleh Pemerintah Arab Saudi, pemerintah Indonesia secara resmi memperbolehkan umrah mandiri, selama calon jamaah tetap memenuhi persyaratan administrasi dan melapor agar datanya tercatat dalam sistem nasional keberangkatan umrah.
Kementerian Haji dan Umrah RI menegaskan, warga negara Indonesia berhak berangkat umrah dengan cara mandiri asalkan tidak menggunakan visa turis untuk keperluan ibadah, serta tetap menjaga kepatuhan terhadap regulasi haji dan umrah yang berlaku. Aturan ini menjadi bentuk adaptasi terhadap kemajuan sistem digital yang memungkinkan masyarakat mengurus perjalanan ibadah tanpa perantara biro travel.
Dalam praktiknya, umrah mandiri adalah perjalanan ke Tanah Suci yang seluruh prosesnya diurus langsung oleh jamaah. Mulai dari pengajuan visa, pembelian tiket pesawat, pemesanan hotel, hingga transportasi antar kota di Arab Saudi. Sebaliknya, umrah melalui travel berarti jamaah mempercayakan seluruh kebutuhan tersebut kepada biro perjalanan resmi yang telah memiliki izin sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Kedua cara ini memiliki tujuan yang sama menunaikan ibadah di Tanah Suci namun perbedaan mencolok terletak pada manajemen, biaya, dan tanggung jawab selama perjalanan.
Data dari berbagai sumber menunjukkan bahwa biaya umrah mandiri bisa lebih murah, namun sangat bergantung pada kemampuan mengatur perjalanan. Untuk tiket pesawat pulang-pergi Jakarta–Jeddah atau Madinah, harga rata-rata berkisar Rp18–25 juta tergantung musim dan maskapai. Visa umrah yang diajukan secara daring memerlukan biaya sekitar Rp2–3 juta.
Penginapan di Makkah dan Madinah dapat diperoleh mulai dari Rp500 ribu hingga Rp1 juta per malam, tergantung jaraknya dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bila jamaah menetap selama 10 hari, biaya hotel dapat mencapai Rp5–10 juta. Transportasi antar kota di Arab Saudi biasanya menghabiskan Rp1–2 juta, sementara biaya makan dan kebutuhan harian rata-rata Rp150–300 ribu per hari. Tambahkan juga asuransi dan biaya administrasi sekitar Rp1 juta.
Jika dijumlahkan, biaya umrah mandiri berada di kisaran Rp28–40 juta per orang, bahkan bisa ditekan menjadi sekitar Rp15–20 juta apabila jamaah berangkat di luar musim ramai dan memanfaatkan promo tiket.
Beberapa laporan juga mencatat bahwa jamaah yang cermat bisa menghemat hingga Rp10–15 juta dibanding paket travel reguler. Namun, jika salah dalam mengatur jadwal, pembelian tiket, atau pengurusan visa, total biaya justru bisa melonjak lebih tinggi daripada menggunakan travel resmi.
Untuk umrah melalui travel resmi, biaya umumnya ditawarkan dalam bentuk paket terintegrasi. Paket reguler berdurasi 9–12 hari biasanya berkisar Rp30–35 juta per orang, sedangkan paket plus city tour seperti ke Turki atau Dubai bisa mencapai Rp40–60 juta. Ada pula paket VIP dengan fasilitas hotel premium dan penerbangan langsung yang bisa menembus Rp70 juta.
Paket tersebut sudah mencakup tiket pesawat, visa, hotel berbintang, makan tiga kali sehari, transportasi antar kota, bimbingan ibadah, dan asuransi perjalanan. Dengan begitu, jamaah tidak perlu repot mengurus hal teknis.
Banyak penyelenggara juga memberikan layanan manasik sebelum keberangkatan dan pendampingan di Tanah Suci untuk memastikan ibadah berjalan sesuai tuntunan syariat.
Kelebihan:
Kekurangan:
Kelebihan:
Kekurangan: