Hukum Baca Alquran dengan Tajwid Fardhu Ain atau Fardhu Kifayah? Begini Kata Ulama
Ada banyak hadis yang menunjukkan anjuran membaca Alquran dengan bacaan tartil dan suara yang indah, seperti hadis berikut:
"زَيِّنوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ"
Artinya: Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian!
"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ"
Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Alquran.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Yang mahir membaca Alquran bersama malaikat yang terhormat, dan yang membaca Alquran sedang ia terbata-bata serta mengalami kesulitan maka baginya dua pahala”.
Dalam hadis tersebut sangat jelas diterangkan betapa pentingnya membaca Alquran sehingga yang bacaannya terbata-bata pun tetap mendapat pahala, bahkan dua pahala dan bagi yang mahir membacanya mendapat kedudukan mulia bersama malaikat.
Agar bacaan Alquran bisa lancar, baik dan benar maka harus belajar ilmu tajwid. Beragam motivasi seseorang dalam membaca Alquran, ada yang membaca untuk mengharap keberkahan dari ayat-ayatnya, ada yang berharap dapat menjadi penolongnya di hari pembalasan, ada pula yang berharap pahala dari Allah Swt.
Hal tersebut karena memang baginda Rasulullah Saw telah menjanjikan akan hal tersebut sehingga di setiap tempat dan waktu tidak pernah sepi dari orang-orang yang membaca Alquran.
Pentingnya Ilmu Tajwid
Tiada bacaan yang mendapat perhatian besar sebagaimana Alquran, yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus pelafalannya, di mana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti.
Hal tersebut dibahas di dalam ilmu tersendiri yaitu Ilmu Tajwid. bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya.
Sebagai sebuah ibadah, membaca Alquran haruslah sesuai ketentuan yang disebut “ilmu Tajwid”.