Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri Malaysia, Penantian Panjang yang Terpenuhi
Oleh karena itu keduanya harus menggandeng kelompok lain untuk bisa mendapat jumlah kursi minimal. Namun koalisi Barisan Nasional yang memiliki 30 kursi memutuskan tak mau bergabung dengan keduanya dan memilih menjadi oposisi dalam pemerintahan mendatang. Kondisi ini memicu kebuntuan politik karena tak ada satu pun yang bisa mendapat suara mayoritas di parelemen.
Namun Koalisi Barisan Nasional mengubah haluan pada Kamis, mengisyaratkan akan mendukung Anwar sebagai perdana menteri yang baru. Langkah tersebut membalikkan keputusan bekas koalisi penguasa Negeri Jiran itu yang sebelumnya memutuskan netral.
Koalisi Barisan Nasional menegaskan tidak akan mendukung pemerintah yang dipimpin aliansi mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Kendati demikian, koalisi yang dibentuk oleh UMNO itu juga tidak mengungkapkan secara langsung dukungannya kepada Anwar.
Sebelum ini, Malaysia belum memiliki pemerintahan karena kedua kandidat PM tidak memiliki cukup dukungan untuk mayoritas di parlemen. Akibatnya, parlemen Malaysia hanya diisi kekuatan-kekuatan mengambang yang menyebabkannya terkatung-katung. Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya di negara tetangga Indonesia itu.
Menghadapi situasi ini, keputusan tetap berada di tangan Sultan Abdullah untuk memutuskan siapa yang menjadi kepala pemerintahan Malaysia selanjutnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil