China Bangun Kamp-Kamp Rahasia untuk 'Mendidik' Muslim Uighur
Sejak dulu etnik Uighur sering memberontak terhadap kekuasaan China. Walau Xinjiang beberapa kali luput dari kendali China sehingga bisa mandiri pada masa sebelum Partai Komunis berkuasa, protes dan kekerasan lebih kerap terjadi.
Kekayaan mineral—terutama minyak dan gas—di wilayah yang luasnya lima kali lipat lebih besar dari Jerman mendatangkan investasi China, pertumbuhan ekonomi, sekaligus arus pendatang etnik Han.
Kondisi ini, menurut pemerintah China, menyebabkan standar hidup warga Xinjiang yang meningkat. Akan tetapi, selama sekitar satu dasawarsa terakhir, ratusan nyawa hilang akibat kerusuhan, kekerasan antarkomunitas, serangan yang direncanakan, dan aksi polisi.
Momen signifikan muncul pada 2013, saat serangan terhadap pejalan kaki di Lapangan Tiananmen, Beijing, menewaskan dua orang dan tiga warga Uighur di dalam mobil.
Walau jumlah korban meninggal relatif sedikit, kejadian tersebut membangkitkan perlawanan terhadap China. Tahun berikutnya, sebanyak 31 orang ditikam oleh sejumlah warga Uighur yang bersenjatakan belati di stasiun kereta Kota Kunming, lebih dari 2.000 kilometer dari Xinjiang.