Kisah Mahasiswa Afrika Terjebak di Wuhan: Semua Ketakutan, Kami Seperti Terkurung di Sel
JOHANNESBURG, iNews.id - Supermarket yang biasanya ramai di Wuhan tampak sepi, terlihat lebih asing dari sebelumnya. Khamis Hassan Bakari berjalan di gang-gang dan melihat hanya ada dua pembeli lain, rasa takut pun terasa.
"Semua orang takut. Takut melihat siapa pun," kata dokter Tanzania berusia 39 tahun itu, kepada Asssociated Press, Selasa (28/1/2020).
Saat ini pihak berwenang di seluruh dunia melalukan pencegahan penyebaran virus korona baru yang berasal dari di Wuhan, kota industri China yang berpenduduk 11 juta jiwa.
"Anda bahkan tidak ingin supermarket menyentuh produk yang Anda beli."
Bakari berbicara dengan The Associated Press pekan ini dari perumahan universitas-nya di Wuhan. Akses transportasi terputus, jalanan sebagian besar kosong, dan Perayaan Tahun Baru Imlek batal.
Dengan ribuan orang asing terdampar di Wuhan, negara-negara kaya seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang bersiap-siap mengevakuasi beberapa warga mereka. Sedangkan mahasiswa PhD ini menjadi pemimpin bagi ratusan rekan-rekan Afrika yang hanya memiliki sedikit peluang mendapat kesempatan yang serupa.