Perang 2 Tahun Bikin Ekonomi Sudan Kembali ke Zaman Kuno
Kehidupan Warga: Bertahan di Tengah Negara yang Runtuh
Ketika negara tak lagi dapat menyediakan layanan dasar, warga Sudan dipaksa mengandalkan jaringan sosial, lembaga bantuan lokal, atau barter pribadi untuk bertahan hidup. Banyak keluarga hidup dalam isolasi, dikepung konflik, tanpa akses ke bank, uang tunai, atau pasar yang berfungsi.
Perang yang tak kunjung selesai kini tidak hanya memakan korban jiwa, tetapi juga memundurkan roda peradaban ekonomi Sudan puluhan tahun ke belakang. Dari kota hingga pedesaan, rakyat hidup seolah kembali ke zaman ketika barang ditukar dengan barang, bukan karena pilihan, tetapi karena tak ada sistem lain yang masih berdiri.
Dari 18 negara bagian Sudan, RSF mengendalikan lima negara bagian di wilayah Darfur, kecuali beberapa bagian di Darfur Utara yang tetap berada di bawah kendali pemerintah pusat. Militer menguasai sebagian besar wilayah dari 13 negara bagian lain di selatan, utara, timur, dan tengah, termasuk Ibu Kota Khartum.
Konflik antara militer Sudan dan RSF, yang dimulai pada April 2023, telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan lainnya mengungsi.
Editor: Anton Suhartono