5 Fakta Server Pusat Data Nasional Diretas, Nomor 4 Ungkap Cara Kerja Ransomware
Serangan ransomware mengandalkan perampasan kendali atas data perorangan atau organisasi senagai sarana menuntut uang. Di tahun-tahun yang lalu, serangan rekayasa sosial merupakan jenis serangan yang paling umum.
Namun baru-baru ini, ransomware kiriman manusia menjadi lebih populer di kalangan penjahat karena potensi tebusan yang besar.
Ransomware kiriman manusia sering kali dimulai dengan pencurian kredensial akun. Mereka kemudian menginstal ransomware pada data sensitif atau sistem penting bagi bisnis ini, misalnya, dengan mengenkripsi file sensitif sehingga organisasi tidak dapat mengaksesnya sebelum membayar tebusan.
5. Peretas Minta Tebusan Rp131 Miliar
Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan saat ini sejumlah pihak terus berupaya mengatasi peretasan ini. Pasalnya, ada ratusan kementerian atau lembaga yang terdampak masalah tersebut.
"Paling terdampak itu imigrasi, karena itu berkitan server ini. Serangan ini berdampak pada 210 instansi, baik pusat maupun daerah," kata Semuel.
Dia mengungkapkan, peretas meminta tebusan 8 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp131 miliar (kurs Rp16.382).
"Mereka minta tebusan 8 juta dolar AS. Sebenarnya saat kita mengetahui dampak serangan itu pada 20 Juni 2024 dini hari, lalu kita telusuri dan ada beberapa yang kita monitor. Memang ada sedikit kendala karena ini juga varian baru, sehingga perlu kita koordinasi ke berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri," katanya.
Editor: Rizky Agustian