Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hasto Jelaskan Tersangka Korupsi DJKA Donatur Rumah Aspirasi di Pilpres 2019
Advertisement . Scroll to see content

Berebut Efek Ekor Jas Capres-Cawapres

Selasa, 18 September 2018 - 22:04:00 WIB
Berebut Efek Ekor Jas Capres-Cawapres
Advertisement . Scroll to see content


Eko Ardiyanto
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya
Wartawan Senior iNews


PELAKSANAAN pemilu presiden dan pemilu legislatif serentak pertama kali di Indonesia yang dijadwalkan pada 17 April 2019 membuat parpol-parpol dan masyarakat semakin kenal dengan istilah “Efek Ekor Jas” (coat-tail effect), yakni adanya hubungan positif antara kekuatan elektoral seorang calon presiden dan partai politik yang mengusungnya. Jadi, seorang capres yang populer dan memiliki elektabilitas tinggi akan memberikan insentif elektoral atau keuntungan positif kepada partai yang mengusungnya maju di pilpres.

Teori coat-tail effect ini muncul pertama kali di Amerika Serikat (AS) kala Warren Harding dari Partai Republik sengaja “dipoles” penampilannya oleh konsultan politik andal saat itu, Harry Daugherty, sehingga akhirnya terpilih menjadi Presiden ke-29 AS. Namun sayang di tengah perjalanan memerintah, Warren meninggal dunia.

Dari sinilah kemudian para political science (ilmu politik) menemukan coat-tail efffect, yakni saat orang-orang yang sudah sangat terpesona dengan sosok/citra seseorang hingga ketika dia mengibaskan “ekor” jasnya, luluh lah hati rakyat dan memilihnya.

Kini ada dua pasangan capres-cawapres yang akan maju di 2019, yakni pasangan Joko Widodo–KH Ma’ruf Amin yang didukung 9 parpol dan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno yang didukung 4 parpol. Pertanyaannya, siapakah yang mendapat keuntungan elektoral atau efek ekor jas dari pasangan capres-cawapres ini?.

Tentu sudah bisa ditebak, PDI Perjuangan mendapatkan efek paling tinggi dari pencalonan Joko Widodo sebagai capres dan Partai Gerindra juga mendapatkan berkah elektoral karena ketua umumnya, Prabowo Subianto dicalonkan sebagai capres. Survei Y-Publica yang dilakukan pada periode 13-23 Agustus 2018 dengan melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia menunjukkan, PDIP mendapat 27,4 persen dan Partai Gerindra mendapat 12,6 persen.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut