Gus Mus Terima Yap Thiam Hien Award
"Guru-gurusaya adalah orang-orang sederhana yang mengajarkan bahwa Indonesia `rumahmu, itu saja, dan saya akan menjaga rumahku. Sedangkan hak asasi itu tahu setelah saya ketemu dengan orang milenial-milenial," katanya yang langsung disambut tawa para hadirin.
Gus Mus mengatakan, di pesantren itu diajari untuk lebih mengutamakan kewajiban, sehingga dalam memaknai hak sehingga kewajiban dirinya untuk menghargai hak orang lain dan hak asasi manusia.
Proses penentuan peraih Yap Thiam Hien Award 2017 diawali dengan mengumpulkan kandidat yang dihimpun dari jaringan/komunitas dan masyarakat sejak Mei 2017. Semula terdapat 34 nama yang muncul, kemudian mengerucut jadi empat nama. Pada sidang dewan juri kedua 11 Desember 2017, Gus Mus ditetapkan sebagai peraih Yap Thiam Hien Award 2017.
Todung Mulya Lubis mengatakan bahwa Gus Mus sangat pantas menerima Yap Thiam Hien Award. Tokoh NU itu dinilai mencerminkan suara hati nurani masyarakat yang menghendaki Indonesia kembali kepada jati dirinya, yakni menghargai keberagaman, adat istiadat, bahasa, agama dan keyakinan politik.
"Gus Mus berani menyuarakan HAM meski sering dinilai sebagai kiai liberal. Gus Mus juga berani menolak masuknya agama dalam panggung politik," kata dia.
Editor: Achmad Syukron Fadillah