Kritik Ketua BPIP, GP Ansor: Jangan Benturkan Agama dengan Pancasila
“Sebagai bangsa, kita sedang diuji untuk bisa bersama-sama merawat Pancasila sebagai satu-satunya asas. Saya yakin, Pacasila ini adalah ‘kalimatun sawa’ alias titik temu antarsuku, agama, etnis, ras, atau ragam identitas lainnya,” ujar Yaqut.
Dia menjelaskan, pada Munas Ulama 1982, NU menerima Pancasila sebagai asas organisasi. Dua tahun kemudian, di Muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan Pancasila sebagai asas bangsa sudah final. Rais Aam PBNU ketika itu, KH Achmad Siddiq, secara gamblang menyatakan Pancasila adalah ideologi dan dasar negara yang menjadi asas bangsa Indonesia.
Gus Yaqut menjelaskan, hubungan Islam dan Pancasila dalam pandangan Kiai Achmad Siddiq bukan berarti menyejajarkan Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai ideologi. Sebab, hal itu dapat merendahkan Islam dengan ideologi atau isme-isme tertentu.
“Islam yang dicantumkan sebagai asas dasar itu adalah Islam dalam artian ideologi, bukan Islam dalam artian agama. Ini bukan lantas menafikan Islam sebagai agama, tapi mengontekstualisasikan Islam yang berperan bukan hanya sebagai jalan hidup, namun juga ilmu pengetahuan dan tradisi pemikiran yang tidak lekang oleh zaman,” ucap Gus Yaqut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil