Menag Sebut Jangan Pilih Pemimpin Bermulut Manis, Partai Perindo: Pernyataan Normatif dan Rasional
 
                 
                "Apalagi, menjadikan agama sebagai sesuatu yang menjadi alat kepentingan politiknya. Kalau agama dijadikan sebagai alat kepentingan politik maka agama akan terdegradasi nilai-nilai sakralnnya," jelasnya.
Dengan demikian, Abdul Khaliq mengingatkan kepada masyarakat agar lebih dewasa menyikapi pernyataan Menag tersebut. Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi yang bebas memberikan pendapat apapun.
"Jadi saya kira perlu diapresiasi, dalam kaitan dengan pendewasaan demokrasi. Karena demokrasi memerlukan suatu sikap yang objektif dan agama dan demokrasi punya nilai yang kompatibel," pungkasnya.
Sebelumnya ketika memberikan sambutan saat menghadiri acara doa bersama Majelis Nichiren Shoshu Buddha di Solo, Jawa Tengah.
Menag Yaqut mengingatkan agar masyarakat melihat rekam jejak capres pada Pilpres 2024.
Menag Yaqut mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik.
"Harus lihat rekam jejaknya. Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu,” ujar Menag Yaqut.
Editor: Faieq Hidayat