Pendidikan dan Semangat Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Saya memutuskan untuk masuk sekolah Bintara dan lulus menjadi anggota polisi berpangkat Sersan. Meski sudah bekerja, petuah ibu tentang pentingnya pendidikan tidak pernah saya lupakan sehingga saya putuskan untuk kembali mengikuti tes Akabri untuk yang keempat dan kelima kalinya, namun gagal. Barulah kesempatan yang ke-6 pada tahun 1987 saya bisa diterima sebagai Capratar (Calon Prajurit Taruna).
Alhamdulillah, tes untuk keenam kalinya ini, saya dinyatakan lulus dan mengikuti pendidikan sebagai seorang perwira polisi, perlahan namun pasti menggapai bintang, dan akhirnya kini diberikan mandat sebagaimana saat ini untuk berkarya kepada Bangsa dan Negara, mengabdi untuk ibu pertiwi membebaskan dan membersihkan NKRI dari praktik-praktik Korupsi.
Apa yang yang saya alami membuktikan bahwasanya pendidikan menjadi begitu amat penting, mengingat pendidikan sebagai satu upaya mewujudkan tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa, di mana dengan bangsa yang cerdas, maka akan membawa kesejahteraan umum bagi segenap rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote.
Dengan semua catatan itu, saya mengajak kita semua untuk berani mengatakan bahwa pendidikan adalah hal yang terpenting dalam mencapai cita-cita luhur menggugah peradaban nasional ANTIKORUPSI sebuah bangsa dan negara, agar keinginan luhur melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dalam kehidupan bangsa yang cerdas, agar kita dapat senantiasa dapat ikut serta di dalam perdamaian dunia yang berdasarkan kepada perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional, mari tanamkan selalu nilai-nilai ANTIKORUPSI dalam setiap jenjang pendidikan di Republik ini, agar cita-cita merdeka dari pengaruh laten korupsi, dapat segera kita raih dan wujudkan Indonesia zero kejahatan korupsi.
Editor: Anton Suhartono